Mindblown: a blog about philosophy.

  • Givency One: Cuan Dimulai dari Hunian

    Givency One: Cuan Dimulai dari Hunian

    Pandemi usai, namun tidak dengan beragam hal yang ikut berubah karenanya. Mulai dari sisi kesehatan, gaya hidup bahkan sampai cara bekerja. Tidak sedikit artikel di internet yang menuliskan bahwa orang-orang kini cenderung lebih memilih untuk bekerja dan mendapatkan cuan dari rumah dengan mengandalkan internet. Aku juga salah satunya. Meski pada akhirnya harus meninggalkan rumah di Medan dan merantau ke Bogor, namun pada masa-masa transisi itu (sekitar Februari-Maret), aku masih mengandalkan internet sebagai freelancer untuk sumber tambahan untuk di awal-awal aku merantau. Menurutku pribadi, kunci untuk bekerja dengan nyaman di rumah adalah ketersediaan ruang kerja yang nyaman, penerangan yang cukup serta…

  • Bagaimana Taman Mengingat Bunga-Bunga

    Bagaimana Taman Mengingat Bunga-Bunga

    0. Intro Kalau kau bilang kakimu lemas pada waktu itu, percayalah: sebelum mengucapkannya, tenggorokanku (entah bagaimana caranya) seakan punya nyawa sendiri dan dia hilang kesadaran mungkin lima menit. Ada banyak pertimbangan dan kegelisahan mengingat lama kita kenal dan jumlah jumpa belum banyak. Tapi aku tahu satu hal: aku punya perasaan padamu dan begitu pula sebaliknya. Aku ingin berlama-lama di stasiun hari itu, namun mengingat berjam-jam setelahnya kita hanya akan jadi dua patung dengan muka merah, aku pamit. 1. Tumbuh Sebuah benih berhasil melepas ke-aku-an pada cangkangnya. Bisa jadi dia tumbuh baik hanya untuk berkata, “Dan begitu pula sebaliknya”. 2. Aku…

  • Urgensi Investasi bagi Musisi

    Urgensi Investasi bagi Musisi

    Panggung-panggung kecil mulai bermunculan, poster-poster gigs semakin ramai dibagikan, bahkan sesaat sebelum meninggalkan Medan, ada satu-dua panggung yang jadwalnya berurutan. Tidak hanya musik, namun juga pameran seni rupa. Seolah dunia akan berakhir atau setidaknya peraturan tentang kesehatan yang berganti lagi. Peraturan tentang protokol kesehatan yang melonggar dan momen “punggahan” menjadi alasan ramainya skena seni beberapa waktu ini, jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa membuat gigs, dalam diam kami sepakat. Hidup (Sempat) Berakhir di 2019 2019 menjadi tahun yang memiliki arti sendiri. Tidak hanya menyoal pandemi, namun juga industri pertunjukan. Bagaimana alasan berkerumun menjadikan industri pertunjukan padam begitu saja dan bahkan…

  • Memulai Kembali, Sekali Lagi

    Memulai Kembali, Sekali Lagi

    Hari ini rasanya ingin memulai kembali di blog ini. Setelah beberapa bulan mencoba beristirahat, perasaan lalu yang menuntut istirahat ternyata tidak habis sampai sekarang. Begitupun patut diakui istirahat dari bermacam media sosial memang punya hal yang menjadikan diri jauh lebih baik. Kecemasan atas penilaian dari orang lain ternyata tidak hilang dengan berhenti. Toh, mau dalam keadaan berhenti atau berjalan saat berkarya, akan ada saja apresiasi dan pandangan miring yang datang. Lantas, kenapa tidak memulai kembali dan berjalan selangkah demi selangkah lagi? Hal ini yang menyebabkan aku kembali lagi menulis. Tidak apa jika masih menulis sedikit demi sedikit di kolom “jurnal”,…

  • Hari Blogger Nasional: Lantas, Apa yang Kita Rayakan?

    Hari Blogger Nasional: Lantas, Apa yang Kita Rayakan?

    27 Oktober lalu, ada perasaan yang campur aduk (entah kagum, senang atau miris) saat melihat banyak sekali ucapan “Selamat Hari Blogger Nasional”, khususnya dari beragam merk layanan hosting (tentu saja). Namun aku kembali berpikir, hingar bingar tanggal spesial tentang blogger (atau blogging) ini jauh dari kata istimewa bahkan hanya sekadar momentum untuk “ziarah masa lalu” dari masa jayanya. Lantas apa yang sebenarnya kita rayakan? Blogger Dari pelakunya saja, istilah ini tentu saja sudah tergilas jauh. Menyandang nama sebagai Blogger kini sudah tidak “seseksi” dahulu. Tentu saja Youtuber, Selebgram atau bahkan Selebtweet saat ini lebih menarik dan tentu saja lebih cepat…

  • Vintage Glasses: Lepas Rindu dengan “Invasi Batas Utara”

    Vintage Glasses: Lepas Rindu dengan “Invasi Batas Utara”

    Ada dua hal yang paling aku rindukan di tahun 2021 ini: offline gigs (yang dinikmati terakhir kali di Local Wisdoom Juni lalu, sembari kucing-kucingan) dan album/EP dengan materi yang sedikit cadas. Ah, rasanya cukup canggung untuk mencetak tebal kata offline di kalimat sebelumnya, betapa kita sudah terbiasa untuk menikmati segala sesuatu secara online belakangan ini. Kembali  ke persoalan kedua, jujur saja buatku tahun ini tidak begitu banyak rilisan yang berkesan khususnya untuk skena Medan. Entahlah, rasa-rasanya tahun ini ada begitu banyak rilisan yang kalau tidak dream pop, ya lagu dengan vokal/instrumen elektronik yang mengawang-awang. Syukurnya, Vintage Glasses (yang lebih sering disingkat Vigess) yang sudah lama…

  • Berhenti Berapi

    Berhenti Berapi

    Tidak terasa sudah hampir penghujung bulan. Komitmen untuk menulis lebih banyak untuk diri sendiri menguap. Semangat awal bulan seperti itu memang sudah sering terjadi. Namun bulan ini rasanya sedikti berbeda. Benar-benar ingin berhenti dari segala hal yang dihidupi dan menghidupi. Menulis. Hal yang belakangan dirindukan sekaligus dibenci. Bagaimana aku ingin sekali lagi hanyut dalam menulis hal-hal yang selama ini menarik dan urung keluar dari draft namun ingin pula menghindari realita menulis hal-hal yang tidak menarik pun mengekang dalam meluapkan isi kepala. Rasa-rasanya segala hal menjadi sangat padat belakangan ini, waktu luang untuk curi-curi aktivitas lain pun sudah tidak ada. Belakangan…

  • Sunyi yang Nyaring

    Sunyi yang Nyaring

    Agustus berakhir begitu saja. Satu draft tentang bagaimana perayaan tahun ini sepatutnya disesali, kadung terbengkalai dan urung selesai (berakhir dibuang, tentu saja). Rasa-rasanya, tulisan depresi bagaikan hasil mabuk air rebusan tesaurus seperti itu sudah bukan masanya lagi. Begitupun umur dimana pesohor memutuskan mati ini mungkin membutuhkan catatan khusus, menurutku. Toh, tidak banyak pula ucapan apalagi perayaan yang terjadi kemarin. Tapi satu hal yang benar-benar merangkum perayaan tahun ini: sunyi yang nyaring. Sudah sewajarnya, umur kisaran seperempat abad ini sudah dihabiskan untuk hal-hal menakjubkan sebagai memori masa muda, sementara sebagian yang lain (termasuk aku) mungkin kurang beruntung mewujudkannya. Memang tidak bisa dibilang sebagai…

  • Xcorpio: Siasat Cepat dalam “Get on This”

    Xcorpio: Siasat Cepat dalam “Get on This”

    Meski impresi mengagumkan dan keinginan untuk mengulas album ini sejak awal perilisannya, namun beragam jungkir balik selama pandemi asu ini membuat ulasan album “Get on This” dari Xcorpio (beserta puluhan judul tulisan lain) terpaksa nangkring berbulan-bulan sebagai draft. Begitupun aku masih ingat betul dengan rasa kagum dan terkejut dengan manuver dari Xcorpio yang menjadi kejutan bertubi-tubi di awal tahun 2021 ini. Bagaimana tidak, sejak debut single perdana tepat pada januari tahun ini, disusul lagu kedua pada bulan februari, showcase perdana di Mojo Sip & Dine pada awal maret hingga akhirnya debut album bertajuk “Get on This” di akhir bulan maret. Benar-benar sebuah aksi cekatan…

  • Local Wisdoom Vol. 4: Rooftop Cadas yang Mendung

    Local Wisdoom Vol. 4: Rooftop Cadas yang Mendung

    Hampir sebulan setelah lebaran, rasa-rasanya belum ada lagi gigs kolektif yang berlangsung di Medan. Beruntungnya, saat keinginan untuk menulis acara yang diselenggarakan secara kolektif sedang kembali, Local Wisdoom Vol. 4 kembali sebagai acara kolektif yang memecah hening setelah lebaran. Seperti biasanya, hal yang menarik dari Local Wisdoom tentu saja posternya yang semakin  menarik sejak awal muncul. Berbeda dengan yang sebelumnya, kali ini poster untuk Local Wisdoom menggunakan kaki bebek padahal hajatan kali ini bertempat di Komplek Merci (Medan Resort City) yang punya ikon kincir angin. Lalu apa hubungannya acara kali ini dengan kaki bebek? Entahlah, hanya si pembuat poster yang tahu.…

Got any book recommendations?