Mungkin perasaan dan ketersinggungan sudah tidak relevan dengan cara bermasyarakat di era serba otomasi ini. Angka-angka yang kini disemat sebagai pergantian zaman, mungkin cuma hiasan agar seseorang bisa menjadikannya gimmick agar dagangannya lebih laris. Rasa-rasanya kerjasama antar manusia dan mesin (ganti dengan robot jika ingin dinilai lebih “canggih”) yang digadang akan mempermudah hidup nyatanya hanya menjadikan dunia semakin berputar hingga fungsi-fungsi jadi tertukar. Kabur. Mesin yang semakin dilatih agar mampu merasakan absurditas (seperti berpikir, berkhayal, seni dan merasa) sementara manusia yang dituntut semakin cepat dan efisien hingga menjadi kaku seperti mesin.
Belakangan, hidup menjadi orang sensitif dan gampang tersinggung sepertinya jadi sebuah bencana yang merepotkan. Dalam merasakan sesuatu, kita tidak boleh menjadi lebih unggul dari orang lain yang semakin “mesin”. Lebih menyakitkan lagi ketika kata “baper” sialan ini muncul. Penghakiman terhadap orang-orang yang mampu mewujud perasaannya pada tindakan dan simbol-simbol kini hanya mendapat perlakuan buruk. Mereka dituntut untuk tidak merasakan sesuatu berlebihan (menurut orang lain). “Offense is taken not given,” menjadi benteng utama bagi seorang penghakim yang kemudian memanfaatkan ketersinggungan sebagai senjatanya. Lantas, salahkan mengambil serangan-serangan berupa cibiran dan komentar sarkastik? Salahkan bereaksi atas sesuatu yang sudah mencapai batas diri? Apakah orang-orang yang mudah terbawa oleh perasaannya ini adalah manusia-manusia yang patut dibuang dari masyarakat hanya karena mereka gagal menjadi super-rasional seperti mesin?
Mungkin sosok yang lebih peka dan gampang tersinggung ini memang sudah tidak cocok lagi di tempat orang-orang paling rasional di muka bumi ini berkumpul, tempat dimana seseorang dihakimi banyak orang hanya karena ingin menjadi berbeda di atas panggung, tempat dimana mengekspresikan perasaannya hanya menjadi gangguan dari pikiran-pikiran yang dituntut seragam dan rasional. Mungkin lebih baik kalau tidak terlalu aktif lagi di tempat itu. Ah, kalau tidak karena jualan saja pasti bisa istirahat panjang lagi.
Leave a Reply