Tessa A Song Before you Go

Tessa: Katarsis Dari Sebuah Kepergian

Sebuah surel masuk kala aku menulis beberapa artikel ditengah panasnya Medan. Theresia Steffany atau yang lebih akrab disapa sebagai Tessa, merilis single perdananya yang bertajuk “A Song Before You Go” di beberapa kanal digital pada 25 Februari lalu. Soloist asal Jakarta ini menggarap bersama Adi Tius atau yang biasa disapa Sore Tenggelam dan Luthfi Adianto.

Meski sangat sederhana, single ini memiliki alunan yang cukup nikmat dan menenangkan. Repetisi petikan gitar pada beberapa chord, lirik yang sederhana hingga vokal yang mengggema yang membuat lagu ini cocok untuk didengarkan jelang tidur atau dimasukkan dalam daftar putar indie folk lain. Benar-benar layak untuk disandingkan dengan beberapa karya musisi lain yang sudah berkarya lebih dulu.

Lirik yang sangat sederhana begitu tulus ditulis juga dilantunkan oleh Tessa. Nada serta diksi yang mengalir begitu saja dan rasa-rasanya benar seperti merelakan seseorang pergi; kejujuran yang membanjir, rasa putus asa yang tidak terlawan, sembari menahan sesak di segala penjuru: dada, bibir dan tentu saja pelupuk mata. Pilihan yang tepat pula jika lagu ini diputar dengan lagu-lagu pengantar tangis lain ketika air mata tidak dapat keluar saat dibutuhkan.

Secara keseluruhan “A Song Before You Go” tidak bisa dianggap remeh. Karya pertama dari Tessa ini benar-benar magis. Lagu ini memiliki karakter tersendiri ditengah banjirnya indie folk di ranah musik Indonesia kini. Karya pertama ini juga sudah cukup untuk membuktikan potensi dari Tessa dan membuatku menunggu untuk karya-karya dari Tessa selanjutnya.

Tulisan ini pernah dimuat di degilzine.com pada 13 Maret 2019 dengan judul yang sama.

Mailing List

Bergabung dengan mailing list untuk info artikel terbaru langsung dari email.

Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *