Category: Ulasan
-
Vintage Glasses: Lepas Rindu dengan “Invasi Batas Utara”
Ada dua hal yang paling aku rindukan di tahun 2021 ini: offline gigs (yang dinikmati terakhir kali di Local Wisdoom Juni lalu, sembari kucing-kucingan) dan album/EP dengan materi yang sedikit cadas. Ah, rasanya cukup canggung untuk mencetak tebal kata offline di kalimat sebelumnya, betapa kita sudah terbiasa untuk menikmati segala sesuatu secara online belakangan ini. Kembali ke persoalan kedua,…
-
Xcorpio: Siasat Cepat dalam “Get on This”
Meski impresi mengagumkan dan keinginan untuk mengulas album ini sejak awal perilisannya, namun beragam jungkir balik selama pandemi asu ini membuat ulasan album “Get on This” dari Xcorpio (beserta puluhan judul tulisan lain) terpaksa nangkring berbulan-bulan sebagai draft. Begitupun aku masih ingat betul dengan rasa kagum dan terkejut dengan manuver dari Xcorpio yang menjadi kejutan bertubi-tubi…
-
Tarrzankota: Rentetan Diksi Sepanjang Preskripsi
Setelah ancang-ancang berjudul “Deidara” sudah lebih dahulu meluncur di kanal Youtube, EP debut dari Naufal alias Opay alias Tarrzankota pada akhirnya terbungkus rapi. Meski sebelumnya beredar artwork kotak obat yang aku duga akan menjadi cover dari EP ini. Setelah diumumkan rilisnya, cover EP ini berubah menjadi isinya: satu strip obat tablet yang isinya dua. Ada banyak maksud jika…
-
Merangkum Dua Dekade Musik Medan Dalam Arsip Sinar Pagi
Beberapa hari lalu, Instagram Stories dari beberapa teman yang berkecimpung di ranah skena musik Kota Medan mengunggah ulang (repost) sebuah gambar yang cukup menarik. Foto hitam putih bergambar-entah-apa serta tulisan-tulisan di atasnya yang justru lebih menarik, “Arsip Sinar Pagi”, diikuti dengan rangkaian nama-nama setelahnya. Beberapa nama band “punah”, beberapa yang sedang hiatus (kalau tidak mau…
-
Joe Million: Self-Vandalism yang Moksa Setelah “Sakaratul”
Van Gogh, Rembrandt, Kahlo atau sebut saja nama seniman lain (pun selain seni lukis) yang sukses menjadikan self-potrait mereka sendiri sebagai salah satu karya yang banyak dikenal, kemudian masukkan Joe Million di dalamnya. Lebih lagi album ini bisa jadi sesuai dengan judulnya, “Vandal”, bisa jadi album Joe yang satu ini lebih cocok dianggap sebagai “self-vandalism”. Tidak…
-
Sajama Cut: “Ear-gasme” Warita Pribadi dalam “Godsigma”
Di pertengahan Maret, sebuah surel dari Bandcamp nangkring paling atas meminta lebih dulu dibaca: “Sajama Cut just released Kesadaran/ Pemberian Dana/ Gempa Bumi/ Panasea“. Langsung saja aku mengambil headset dan mendengarkannya tanpa gangguan. Sungguh, perasaan waktu itu sangat segar sekali setelah mendengar track yang satu itu. Ada suatu perasaan rindu yang membuncah dan perasaan senang lain…
-
Katarsis: Anti Standar, Kontra Popular
Kalau ada musisi yang bermusik dan merekam album dengan tujuan agar tidak terkenal, mungkin sosok bernama Katarsis ini bisa jadi salah satunya. Mulai dari pembuatan, distribusi sampai publikasi yang dikerjakan terasa “kentang” dan sedikit malas berujung pasrah. Persis seperti saat mengucap “Ah, yaudahlah” setelah melihat jam dan menyadari diri yang sudah terlambat, entah ke kantor…
-
Bars of Death: Tidak Ada Nostalgia dalam Morbid Funk
Jirat yang bercetak “Homicide” bertulis tahun 2007 itu pecah. Bangkit untuk mati kembali dengan tubuh baru bernama Bars of Death. Meski beberapa pertandanya,”All Cops Are Gods”, “Tidak Ada Garuda di Dadaku” dan “Radio Raheem” sempat bergentayangan dan mengobati kerinduan bagi para pengikut tubuh lama Homicide. Aku sempat mengira beberapa track yang tetiba muncul dan kemudian hilang…
-
Tessa: Katarsis Dari Sebuah Kepergian
Sebuah surel masuk kala aku menulis beberapa artikel ditengah panasnya Medan. Theresia Steffany atau yang lebih akrab disapa sebagai Tessa, merilis single perdananya yang bertajuk “A Song Before You Go” di beberapa kanal digital pada 25 Februari lalu. Soloist asal Jakarta ini menggarap bersama Adi Tius atau yang biasa disapa Sore Tenggelam dan Luthfi Adianto. Meski…
-
Kanekuro: Post-Punk Gelap Dengan Nuansa Jepang
Ketika membahas post-punk, maka tidak jarang nama-nama ini akan disebut beserta karya-karya besarnya: The Cure, The Smiths dan tentu saja Joy Division. Tidak jarang pula nama-nama ikonis dari post-punk ini sendiri menjadi bayang-bayang tersendiri bagi sebagian musisi yang mengusung genre ini, takut dibilang mirip apalagi meniru karya-karya dari nama-nama besar tersebut. Namun hal yang berbeda…